Sabtu, 01 Maret 2008

Menjelang Perayaan Nyepi Di Bali

Pada tanggal 7 Maret 2008, umat Hindu di Bali akan merayakan Hari Raya Nyepi menyambut Tahun Baru Saka 1930. Satu Hari penuh dari pagi sampai dini Hari selanjutnya masyarakat Bali melaksanakan Berata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Lelangunan(tidak mencari hiburan),dan Amati Karya (tidak bekerja). Segala tindakan dan kegiatan di Bali semua dihentikan, baik itu transportasi, perdagangan, dan lain-lainnya kecuali dirumah sakit aktivitasnya hanya dibatasi tidak boleh keluar.

Sehari sebelum merayakan Nyepi para umat Hindu melakukan upacara Tawur Kesanga pada tengah hari yang dilaksanakan di pusat wilayah desa masing-masing seperti pertigaan ataupun perempatan jalan. Tawur kesanga ini dilakukan guna mengusir Bhuta (perbuatan yang tidak baik) dari muka bumi ini guna tercapainya keseimbangan antara kekuatan baik dan buruk. Upacara yang sangat besar ini dipimpin oleh Pendeta Hindu dan menggunakan korban bermacam-macam binatang seperti lembu, kambing, ayam, itik dan lain-lain.

Tontonan yang paling menakjubkan adalah Pawai Ogoh-Ogoh yang dilakukan pada saat menjelang malam atau disebut Sandi Kala. Ogoh-ogoh ini dibuat oleh masyarakat atau krama adat sebagai simbol Bhuta. Ogoh-ogoh lalu di arak keliling desa dengan maksud untuk mengusir kekuatan jahat yang ad dibumi ini agar tidak mengganggu manusia. Setelah keliling lalu ogoh-ogoh ini di bakar.

Pada saat Nyepi Bali bebas dari segala raungan kendaraan bermotor dan segala jenis keributan sehingga bebas juga dari polusi. Yang ada hanyalah suara-suara nyanyian burung dan hembusan angin yang damai.

Tidak ada komentar: